JogjaUpdate.com ~ Belum lama ini banyak ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin dan boraks. Banyak temuan makanan mengandung formalin dan boraks ini harusnya membuat masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.
Temuan makanan dengan kandungan berbahaya ini tidak hanya terjadi di wilayah DIY saja, namun juga ada di beberbagai tempat. Temuan ini dari hasil razia pasar Dinas Kesehatan dan BPOM di pasar-pasar tradisional menjelang lebaran kemarin.
Seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Salah satu tim penguji Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purbalingga, Samsul Arifin mengatakan, kalau makanan yang mengandung formalin, boraks dan pewarna tekstile tiak layak untuk dikonsumsi.
Baca juga:
Harus Tahu, Ini 4 Manfaat Air Kelapa Bagi Kesehatan
Mau Tahu Kunci Sukses Berhenti Mengeluh?
Jebul Makan Ubi Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan
Tanda-tanda Kamu Sudah Membutuhkan Kacamata
“Konsumsi zat berbahaya tersebut jika diteruskan dalam jangka panjang akan mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Sebab, ginjal yang berfungsi sebagai penyaring zat berbahaya akan bekerja ekstra dan berakibat pada ginjal lemah dan lebih parah lagi gagal ginjal,” jelasnya.
Lalu bagaimana cara mengetahui makanan tersebut mengandung bahan-bahan berbahaya? Dijelaskan kalau dari sampel yang diambil, makanan yang mengandung zat pewarna tekstil seperti zat rodamin B untuk warna merah dan mettanil yellow untuk warna kuning akan memperlihatkan reaksi tertentu.
Dengan cara menambahkan air ke dalam sampel makanan kemudian dikocok, lalu ditambahkan zat pengurai. Setelah didiamkan sesaat, maka akan terbentuk warna ungu melingkar seperti cincin dalam tabung. Tandanya makanan tersebut mengandung formalin.
Baca juga:
Cara Mencuci Tangan Yang Benar
Penjelasan Ahli Mengenai Bahaya Skip Challenge Berujung Kematian
Dari Hasil Penelitian, Jebul Patah Hati Membuat IQ Turun
Syarat Berdonor Darah
Sedangkan makanan yang mengandung borak akan bearna kuning kecoklatan. “Untuk makanan berformalin, setelah dicampur air akan berwarna ungu. Kemudian untuk makanan yang mengandung boraks akan berwarna kuning kecoklatan,” kata Samsul.
Namun cara tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan dan alat laboraturium. Ada cara lain yang bisa digunakan untuk membedakan mana makanan mengandung bahan berbahaya atau tidak. Yaitu dengan cara mengamati secara visual.
Yag pertama amati teksur makanan tersebut, akan menunjukan perbedaan. Tekstur makanan akan berbeda antara makanan sehat dengan yang berbahaya. Apabila makanan basah seperti baso, mie basah, atau otak-otak ditekan, akan terasa sangat kenyal.
Baca juga:
Kerokan Memang Berkhasiat, Tapi Jangan Dilakukan Pada Bagian Ini
Ini 5 Manfaat Jahe Bagi Kesehatan
Psikolog dan Psikiater itu Beda, Jangan Sampe Salah
Ini Makanan Yang Membantu Diet Gula
Sedangkan yang mengandung boraks, dapat dites menggunakan tusuk gigi yang dilumuri kunyit, kemudian dijemur hingga kering. Makanan yang diduga mengandung boraks ditusuk dengan tusuk gigi. “Jika ada perubahan warna kuning kecoklatan maka bahan makanan tersebut mengandung boraks,” ujar Samsul.
Selain itu, Samsul juga menambahkan keberadaan lalat sebagai indikasi alami sebuah makanan. Jika makanan basah seperti daging tidak ada lalat disekitarnya, maka kita pantas untuk curiga. Hal ini karena lalat tidak akan mau hinggap pada makanan yang mengandung bahan pengawet, boraks dan formalin.
Cara lain adalah menggunakan lampu khusus ultraviolet yang bisa mengungkap kandungan formalin, boraks dan zat pewarna. Caranya sama dengan mengetes uang palsu, yakni dengan mendekatkan makanan ke lampu. Jika terlihat warna menyala, perlu untuk dicurigai. (290617/24)
Baca juga:
Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan
Telapak Tangan Kita Adalah Petunjuk Bila Ada Organ Tubuh Yang Sakit
5 Manfaat Minyak Kelapa untuk Kecantikan
Jangan Lupakan Pendinginan Setelah Olahraga