JogjaUpdate.com ~ Seperti yang dilaporkan sebelumnya, tengah marah permaian atau tantangan Skip Challeng di kalangan remaja. Padahal permainan ini sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan dapat berujung pada kematian. Lalu bagaimana tanggapan ahli kesehatan mengenai bahaya Skip Challenge?
Berdasarkan yang beritakan HarianJogja.com, Ahli Saraf RSUP Dr. Sardjito dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Cempaka Thursina pun memberikan peringatan kepada masyarakat terhadap bahaya Skip Challenge. Menurut Cempaka, Skip Challeng yang dilakukan banyak remaja ini merupakan tindakan berbahaya.
Dengan menekan dada selama beberapa saat akan mengurangi pasokan oksigen ke otak. Dengan kurangnya pasokan oksigen ke otak ini dapat menimbulkan hilangnya kesadaran hingga kejang. Tindakan ini juga bisa menyebabkan kerusakan pada otak, bahkan hingga mengakibatkan kematian.
“Jika kadar oksigen di otak rendah selama 2-3 menit, maka otak akan mengalami gangguan. Bila lebih dari itu bisa menimbulkan kerusakan otak bahkan kematian,” tegasnya, Senin (13/3/2017).
Tidak hanya itu, kerusakan otak ini dalam jangka panjang akan mempengaruhi kemampuan konitif. Sel otak yang rusak bisa berdampak pada gangguan berfikir hingga perubahan memori. Cempaka juga menambahkan kalau kerusakan otak akibat kurang oksigen ini bisa memunculkan stroke. Selain itu juga bisa memicu kebutaan, tuli dan berbagai penyakit lainnya.
“Misal kekurangan oksigen di daerah mata bisa memicu terjadinya kebutaan. Begitu pula di berbagai organ tubuh lainnya, kurangnya suplai oksigen berdanpak pada kerusakan saraf-saraf di daerah tersebut,” papar dokter spesialis saraf RSUP Dr. Sardjito ini.
Ditambahkan lagi, Skip Challange ini juga beresiko terjadinya retak bahkan patah tulang iga karena tekanan kuat di dada. Tulang iga yang retak bisa menusuk paru-paru dan mengakibatkan perdarahan.
Cempaka memperingatkan masyarakat atas bahaya dari permainan ini. “Skip challenge merupakan permainan berbahaya. Sekali menjalani tantangan bisa teratasi (siuman), tetapi jika dilakukan berulang akan berdampak serius bagi kesehatan karenanya harus di hentikan,” tegasnya. (140317)