JogjaUpdate.com ~ Pasti sudah tidak asing dengan ikon wajah kuning yang menghiasi percakapan di aplikasi chatting hingga social media. Ikon wajah kuning yang menggambarkan berbagai ekspresi ini dikenal dengan nama emoji. Sejarah emoji sendiri berawal dan dipopulerkan oleh Jepang.
Emoji (絵文字, atau えもじ?) (dibaca eh-moh-ji) adalah istilah bahasa Jepang untuk karakter gambar atau emoticon yang digunakan dalam pesan elektronik Jepang dan halaman Web. Karakter yang digunakan layaknya emoticon seperti di tempat lain, menggunakan karakter wajah berwarna kuning.
Namun dalam perkembangannya, emoji menambahkan jenis-jenis emoticon baru yang lebih luas. Beberapa yang ditambahkan sangat kental dengan kultur Jepang, seperti membungkuk, wajah menggunakan masker, dan bunga putih. Selain itu, emoji juga telah di standardisasi dan ditanamkan ke dalam perangkat.
Baca juga:
– Di Indonesia, Jebul Lebih Banyak Wanita Berselingkuh Daripada Pria
– 3 Hewan Peliharaan Dengan Biaya Perawatan Murah
– Apa Itu Mata Silinder (astigmatism)? Ini Penjelasannya
– Resep Sambal Kecap Yang Mudah Dibuat
Emoji pertama diciptakan pada tahun 1998 atau 1999 oleh Shigetaka Kurita, yang merupakan bagian dari tim yang sedang mengerjakan platform Internet seluler i-mode milik NTT DoCoMo. Tiga operator seluler Jepang, NTT DoCoMo, au, dan SoftBank Mobile (sebelumnya Vodafone) akhirnya menerapkannya.
Namun sebelumnya, pada tahun 1997 Nicolas Loufrani menyadari perkembangan dalam penggunaan emoticon ASCII dalam teknologi seluler dan ia mulai bereksperimen dengan wajah smiley animasi. Ia mengembangkan berbagai macam emoticon grafis dan mengkompilasikannya dalam Kamus emoticon online.
Rancangan Loufrani ini pertama kali didaftarkan pada tahun 1997 di United States Copyright Office kemudian menjadi emoticon grafis yang pertama digunakan dalam teknologi. Dan akhirnya digunakan perusahaan telekomunikasi termasuk Nokia, Motorola, Samsung, Vodaphone dan Sky Telemedia.
Sedangkan di Jepang sendiri, perkembangan Emoji tidak kalah pesat. Yang awalnya hanya tersedia untuk pasar Jepang saja, akhirnya Emoji juga dimasukkan dalam unicode yang memungkinkan Emoji untuk digunakan di luar Jepang. Beragam layanan chat, bahkan perangkat pun bisa mengakses emoji tanpa perlu melalui operator Jepang.
Baca juga:
– Cara Membuat Password Yang Aman Tapi Mudah Diingat
– Baterai Jadi Komponen Termahal di Mobil Listrik
– Jangan Asal Pilih Oli Mesin, Kalau Tidak Mau Mesin Jebol
– Tips Memilih Sepatu Treking
Popularitas Emoji makin naik ketika digunakan pada iPhone dan Windows Phone 7. Lalu pada April 2009, layanan Gmail dari Google pun bisa mendukung penggunaan Emoji. Lalu emoji semakin populer lagi setelah bisa digunakan pada aplikasi SMS di Android dan didukung system operasi Apple Mac OS X versi 10.7 Lion.
Dengan dimasukkannya Emoji ke dalam Unicode tersebutlah yang membawanya ke luar Jepang dan menjadi populer hingga sekarang ini. Namun sejarah emoji dan perkembangannya tidak berhenti sampai sini saja. Beragam karakter baru pun terus ditambahkan ke dalamnya, tidak hanya terbatas dalam kultur Jepang saja. (111217/21)
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Emoji