JogjaUpdate.com ~ Banyak yang bilang belum makan kalau belum makan nasi, tapi sebenarnya cuma anggapan saja. Karena nasi bukan satu-satunya manakanan pokok yang bisa dimakan agar kenyang. Banyak lho sumber karbohidrat pengganti nasi yang bisa dimakan namun tetap mengenyangkan.
Tidak mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap nasi adalah satu-satunya makanan pokok. Padahal dalam nasi tersebut mengandung glukosa yang tinggi dan cenderung berelbih. Terutama bagi yang tidak memiliki aktivitas fisik berat, atau bagi penderita penyakit tertentu.
Seperti yang dimuat Kompas.com, Direktur SEAFAST Center (Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pangan & Pertanian Asia Tenggara) Prof. Dr. Nuri Andarwulan mengatakan, pemikiran tersebut bagian dari sisi psikologis. Karena terkait dengan pola asuh yang sudah tertanam dalam otak sejak kecil.
Baca juga:
Jebul Berpelukan Bisa Jaga Tekanan Darah Tetap Stabil
Serangan Jantung Kini Bisa Menyerang Siapa Saja
Bukan Cuma Enak, Jebul Ada Manfaat Makanan Pedas Bagi Kesehatan
Ini Cara Mudah Untuk Tidur Nyenyak
Menghilangkan karbohidrat dalam menu sehari-hari dapat menurunkan kemampuan otak dalam mengingat sesuatu.
— jogjaupdate.com (@JogjaUpdate) November 18, 2021
Diungkampannya, ada beragam karbohidrat pengganti nasi yang bisa didapatkan dari sumber pangan lokal seperti ubi, talas, singkong, hingga sagu. Sumber-sumber karbohidrat ini juga bisa membuat perut kenyang, dan tetap memenuhi kebutuhan energi dalam menjalani aktivitas.
Sebagi perbandingan, jumlah karbohidrat dalam 100 gram sagu mencapai 87,55 gram. Kemudian untuk 100 gram talas, memiliki kandungan karbohidrat mencapai 26,46 gram. Sedangkan dalam 100 gram nasi terkandung 27,9 karbohidrat. Sehingga makanan pengganti nasi tersebut sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
Menurutnya, masalah terbesar adalah akses untuk mendapatkan beragam sumber karbohidrat tersebut. Terutama untuk masyarakat urban atau yang tinggal di kota. “Tak mudah memperoleh pengganti beras di kota besar. Itu tugas Kementan (Kementerian Pertanian) agar akses makanan lokal mudah terjangkau masyarakat,” kata dia.
Baca juga:
Waduh, 4 Benda Beracun Di Rumah Yang Harus Diperhatikan
Redakan Stress Secara Cepat Dengan Teknik Jepang Kuno
Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan
Jebul Anak yang Malas Sarapan Lebih Mudah Terserang Penyakit
kisah tragis … Udah nunggu nasi masak 50 menitan, pas udah bawa piring buka rice cooker ternyata masih jd beras pic.twitter.com/6DCSpiKP90
— jogjaupdate.com (@JogjaUpdate) April 5, 2024
Untuk mengatur pola konsumsi nasi yang baik, Nuri menyarankan untuk dikonsumsi saat siang hari saja. Karena nasi lebih mudah dicerna dan bisa digunakan sebagai sumber energi tubuh saat itu juga. Dia tidak menyarankan untuk mengonsumsi nasi makan pagi atau malam hari agar tidak disimpan menjadi lemak.
Seperti diketahui, cadangan energi yang tidak terpakai akan disimpan menjadi lemak. Dan orang lebih sedikit beraktivitas dimalam hari, sehingga tidak disarankan untuk mengonsumsi nasi. Nuri menyarankan untuk menggantinya dengan sumber karbohidrat lain, seperti jagung misalnya.
Selain itu, ada juga cara untuk menyiasati agar konsumsi nasi tidak berlebihan. Nah, caranya dengan mengonsumsi lebih banyak sumber serat seperti sayur dan buah. Sumber serat yang diperbanyak konsumsinya ini juga akan membantu untuk membuat rasa kenyang lebih lama. (260717/24)
Baca juga:
Inilah 5 Penyakit Yang Sering Menyerang Anak Kos
Tips Mengatasi Wajah Lelah Agar Selalu Tampil Segar
Kurma, Buah Kaya Nutrisi Penting Bagi Tubuh
Jangan Malas, Ada Banyak Manfaat Jalan Kaki
Kegalauan malem ini.. dr buka blm maem nasi..njuk nek meh maem nasi wedi ndak kewaregen.. bar kui nemu solusi madang iki wae.. lontong+telur dadar+kentang goreng+tahu
— jogjaupdate.com (@JogjaUpdate) March 27, 2024
x/@ajusttinnapic.twitter.com/9ugn5IfsDl