JogjaUpdate.com ~ Ada sebuah pertanyaan, “kenapa nasi padang dibungkus, nasinya lebih banyak daripada makan di tempat?”. Dari pertanyaan tersebut munculah sejumlah teori, dan para warganet pun ramai membahasnya di Twitter. Seperti apa jawaban warganet mengenai misteri nasi bungkus ini?
Ternyata ada banyak macam jawaban warganet mengenai perbedaan Nasi padang dibungkus dan makan di tempat. Seperti apa? Berikut ini beberapa diantaranya:
Nasi Padang dibungkus tidak dimakan sendiri
Pernah dibilang: “nasi yang dibungkus bukan untuk makan sendiri, tapi untuk dibagi ke yang lain di rumah”. Atau kata lainnya semua orang Minang menyadari bahwa mereka yang nasinya dibungkus dibawa pulang tidak akan makan sendirian
— SUF (@ucujoenathan) December 5, 2017
didaerah aslinya warung padang disebut rumah makan “AMPERA” cara mereka ikut berjuang adalah memberi lebih pada nasi yg di bungkus.
— lukas danang wibowo (@lukasdanangW) December 5, 2017
Dulu yg makan di warung padang n dibawa pulang adalah masyaralat yg terjajah. Mereka makan untuk keluarga. Jd dikasih byk nasinya https://t.co/oGyEeKGydB
— ICHA (@AnisahZulfah) December 5, 2017
Baca juga:
– Tips Makan Hemat Di Warung Nasi Padang
– Kenapa Rumah Makan Padang Di Jogja Konsumennya Ngambil Sendiri Alias Prasmanan?
– Tips Menghindari Makan Berlebihan
– 4 Tips Berhemat di Tanggal Tua
Subsisdi silang dari jaman penjajahan
#jogja @617xxRTS: ini pencerahannya, kenapa beli nasi Padang, Klu dibungkus nasinya jadi lebih banyak dibanding utk makan ditempat pic.twitter.com/p0EI3sVmW4
— www.jogjaupdate.com (@JogjaUpdate) December 5, 2017
Itu krn pada zaman dulu yg bisa makan di RM cm org2 kaya (belanda). Yg miskin biasanya bungkus. RM padang ingin membantu, maka dilebihkan nasinya. https://t.co/ftYUms4ej5
— Ary Suharyanto (@cahnewrock) December 5, 2017
sejarahnya itu subsidi silang pada zaman penjajahan dulu. freebumi yg adalah para pekerja seringkali makan dibungkus. sebagai rasa solidaritas maka para pengusaha warung saat itu selalu menambah jumlah nasi pada yg dibungkus.
katanya itu juga ?? https://t.co/Ndgs0G4vvw— Bobotoh UGM (@Bobotoh_UGM) December 5, 2017
Strategi pemasaran
Itu strategi pemasaran, ketika mkn ditempat nasi dikit agar konsumen nambah nasi lg. Saat beli dibungkus nasi byk agar jd daya tarik utk konsumen dan lingkungannya utk kembali beli lg nantinya. #bukarahasia
— Mas Basuki (@Ibas) December 5, 2017
Sebagai ganti upah cuci piring
Karena sudah membantu meringankan yg jualan tidak nyuci piring…
— Shinichi Kudo (@shinichikudo991) December 5, 2017
Pernah denger katanya itu pengganti untuk ” cuci piring “
— Adryan Darmawan (@klickadryan) December 5, 2017
Luas penampang
Karena luas permukaan kertas bungkus nasi lebih lebar daripada luas permukaan piring. Selain itu cara membungkus khas nasi padang yg memanjang ke atas seakan-akan terlihat lebih banyak daripada cara membungkkus memanjang ke samping ~
— Dimas P. Nugroho (@poteker_dimas) December 5, 2017
Baca juga:
– Amankah Makan Mi Instan Campur Nasi Putih?
– Mengenal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Yang Lebih Menyehatkan
– Hati-hati, 5 Makanan ini Bisa Membuat Halusinasi
– Jebul, Ada 2 Manfaat Minuman Soda yang Jarang Diketahui Orang
Di Jogja tidak berlaku
Kenapa teori ini tidak berlaku di Jogja? Karena sebagian besar warung Nasi Padang di Jogja, konsumennya mengambil sendiri nasi dan lauk yang mau dimakan alias prasmanan. Jadi, bisa saja ambil nasi yang lebih banyak dari pada Nasi padang dibungkus.
Warung makan padang di jogja mmg ngambil nasi sendiri. Pnh ada teman org Jkt diajak makan di wrg padang, heran dia knp di jogja bebas ngambil nasi sendiri.. sambel kuah lalapan dll bebas. Yg diitung cuma lauknya.
— Bu Menkopolkam (@tania_damayanti) December 5, 2017
Bodo amat. Di Jogja rata-rata makan nasi padang di tempat nasi ngambil sendiri
— zein azhar (@Avitzena) December 5, 2017
(061217/17)