JogjaUpdate.com ~ Membangun rumah tangga bukan hal yang mudah, diperlukan kesabaran dan pengertian besar antara suami dan istri. Dan harus siap dengan hal-hal mengejutkan yang akan terjadi dalam kehidupan berkeluarga. Banyak hal dari pasangan yang akhirnya terungkap setelah hidup bersama.
Sebuah kisah unik yang dimuat odditycentral.com, mengungkap cerita unik dari sepasang suami istri. Di mana sang suami yang tidak tahan akan omelan istri, memilih untuk kabur dari rumah dan tinggal di hutan. Ini adalah kisah dari Malcolm Applegate, seorang pria berusia 62 tahun asal Birmingham, Inggris.
Sebelum menikah, Malcolm mengaku hidupnya bagaia dengan pekerjaannya sebagai tukang kebun. Kemudian ia bertemu dengan seorang wanita lalu kemudian menikah. Dua tahun pernikahannya, ia dan istri merasa hidup bahagia satu sama lain. Ia merasa kehidupannya sama menyenangkannya seperti saat masih membujang.
Namun semua itu berubah setelah pernikahannya memasuki tahun ke tiga. Sang istri mulai banyak mengomel, dan Malcolm pun merasa hidupnya telah dikekang. Waktunya untuk bekerja pun menjadi berkurang, dan istrinya suka marah-marah jika ia terlalu lama di luar. Tidak tahan dengan omelan istri, ia pun memutuskan pergi dari rumah.
Ia meninggalkan rumah tiba-tiba tanpa berpamitan menggunakan sepeda dari Birmongham menuju London. Namun di perjalanan ia kehilangan sepedanya, lalu melanjutkan dengan jalan kaki. Sampailah ia di daerah Kingston, London dan mendirikan tenda untuk tinggal selama 5 tahun.
“Saya tinggal di hutan itu kira-kira selama 5 tahun. Saya ditemani dua orang lainnya yang juga mendirikan tenda di hutan tersebut. Selama tinggal di hutan, saya bekerja sebagai tukang kebun di sebuah pusat komunitas. Setelah itu saya tinggal di penampungan tunawisma di daerah Greenwich selama 5 tahun. Saya pun menghubungi keluarga yakni kakak saya. Selama ini mereka tak tahu saya ada di mana, mereka dan istri saya mengira saya telah meninggal dunia.”
Malcolm sangat mencintai pekerjaanya sebagai tukang kebun, bahkan masih aktif bekerja ketika tinggal di hutan. Kini ia tinggal di penampungan tunawisma dan tetap bekerja sebagai tukang kebun. Walaupun jauh dari keluarga, ia tetap merasa bahagia dan yang terpenting ia terhindar dari omelan istri. (181017)