
Jogjaupdate.com (17/10/16), Rwanda, sebuah negara di Afrika baru-baru ini meresmikan pengiriman komersial pertamanya dengan menggunakan pesawat nirawak atau familiar disebut drone. Jauh melampaui perusahaan raksasa Google dan Amazon yang berencana menggunakan drone untuk pengiriman barang, namun sejauh ini belum merilis drone komersial mereka.
Operasional drone komersial ini terlaksana berkat sebuah start up asal AS, yaitu Zipline yang terdiri dari insinyur yang sebelumnya bekerja di Space X, Google, Lockheed Martin dan perusahaan teknologi lainnya. Drone tersebut akan digunakan untuk mengrimkan darah, plasma, dan koagulan untuk rumah sakit di seluruh desa di Rwanda barat untuk membantu mengurangi waktu tunggu. Drone diluncurkan dari ketapel dan terbang di bawah 500 kaki (152m) untuk menghindari wilayah udara yang digunakan oleh pesawat penumpang.
Drone tersebut memiliki jangkauan operasional 150 km (93 mil), tetapi secara teori bisa terbang hampir dua kali jarak tersebut. Drone didukung oleh baterai yang ada di hidung pesawat dan bisa membimbing dirinya sendiri menggunakan data lokasi GPS. Drone akan mengirimkan kembali informasi ke pangkalan mereka dan untuk kontrol lalu lintas udara Rwanda melalui sambungan seluler.
Zipline akan dibayar oleh departemen kesehatan Rwanda dengan basis jumlah pengiriman. Perusahaan tersebut mengatakan biaya per perjalanan kurang lebih sama dengan yang ada pada metode pengiriman saat ini, dengan sepeda motor atau ambulan.
Teknologi ini menjanjikan untuk membuat pengiriman lebih cepat daripada yang telah dilakukan melalui jalan raya. Dilansir dari internetsehat.com