Jogjaupdate.com ~ Saat ini sosial media sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita. Sosial media pun dapat merubah perilaku penggunanya, bahkan membuat kecanduan.
Namun hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang pasti mengenai kecanduan sosial media pada seseorang. Hanya dugaan perubahan perilaku yang menyasar ke arah kecanduan akan sosial media. Seperti dilansir dari jeruknipis.
Perilaku apa sajakah yang bisa disebut dengan gejala kecanduan sosial media, ini dia beberapa perilakunya :
- Lebih suka mengeluh di social media dari pada curhat dengan teman
Orang ini tidak memiliki aktivitas lain di social media selain mengeluh. Padahal si pengeluh itu sudah dipastikan punya teman, baik itu teman kantor, tempat bermain, atau anggota keluarga. Tapi herannya, dia lebih suka berkeluh-kesah di hadapan ratusan bahkan ribuan ‘teman’ yang belum tentu dia kenal baik di social media, dibandingkan teman sungguhnya di dunia nyata.
- Sering membuka ponsel hanya untuk mengintip akun pribadi
Ini merupakan gejala kecanduan social media yang paling umum. Orang jenis ini biasanya sering membuka-buka ponsel hanya demi mengecek apakah ada yang nge-like atau nge-love postingannya atau komentar. Sekalipun banyak ponsel yang memiliki fitur notifikasi ketika ada feedback dari orang lain terhadap postingan akun social media, dia tetap saja membuka-buka ponselnya, berharap akan ada temannya yang bereaksi. Jika tidak ada yang memberikan feedback, biasanya orang ini merasa gelisah, seolah hidupnya sangat hampa.
- Tetap meng-update status di kondisi yang kurang tepat
Orang jenis ini, jangankan saat meeting bareng atasan atau di ruang kelas dengan guru atau dosen yang galak, ketika mengendarai motor atau mobil saja, masih menyempatkan diri untuk memposting sesuatu di akun social media-nya. Padahal, kondisi seperti ini justru mengalihkan fokusnya terhadap apa yang sedang dikerjakan atau apa yang ada di hadapannya. Meskipun terbilang berbahaya, sayangnya aksi ini banyak dilakukan para pecandu social media.
- Mementingkan aplikasi social media dibandingkan aplikasi apapun
Smartphone saat ini memiliki ribuan bahkan jutaan aplikasi yang beredar. Tapi dari jutaan aplikasi yang bermanfaat itu, orang jenis ini lebih mementingkan aplikasi social media seperti Facebook, Twitter, dan Path. Sedangkan aplikasi yang sifatnya dapat meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja seperti Gmail, Yahoo Mail, bahkan WhatsApp malah diabaikan.
- Setiap detik, setiap menit harus update
Social media memang tidak memiliki batasan kapan dan di mana harus digunakan. Tapi, bagi orang ini social media adalah aktivitas yang harus dilakukan setiap tarikan napasnya. Jadi, jangankan setiap menit, bahkan untuk beberapa detik, postingan dia akan selalu muncul di timeline. Yang menyebalkan, semua postingannya itu adalah hal yang tidak penting untuk dipublikasikan. Orang jenis ini juga tidak malu-malu mengumbar segala aspek kehidupannya yang seharusnya menjadi privasi, jangankan pacar barunya, warna celana dalamnya jika perlu bakal jadi bahan postingan baginya.
- Baterai ponsel lebih cepat habis gara-gara social media
Social media tidak hanya menghabiskan kuota internet, tetapi juga menjadi aktivitas yang menguras baterai ponsel. Untuk beberapa ponsel dan tablet, ada fitur battery management yang memberitahukan aplikasi apa saja yang paling menguras baterai. Jika aplikasi social media ada di peringkat teratas, tidak dapat diragukan lagi bahwa pengguna perangkat itu adalah pecandu social media.
- Melupakan teman dunia nyata, tapi mesra dengan teman dunia maya
Kekonyolan orang jenis ini adalah ketika sedang kumpul bareng temannya, dia malah sibuk menyapa teman-temannya di social media. Ibarat kata, dia sedang hidup di dunia dunia dalam waktu yang bersamaan. Ini adalah bagian dari salah satu pameo ‘teknologi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat’ yang sedang populer saat ini. Keasyikan di dunia nyata malah diabaikan demi teman-teman di dunia maya yang justru sebenarnya tidak dikenalnya dengan baik. (130215)