JogjaUpdate.com ~ Melestarikan warisan budaya tak benda, UNESCO dan ICHCAP menyelenggarakan Kompetisi Sinematografi. Inisiatif ini bertujuan untuk menginspirasi para kreator muda dalam mendokumentasikan dan merayakan warisan hidup di masyarakat, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan Warisan Budaya Tak Benda.
Di Yogyakarta, para peserta diajak untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan kekayaan budaya tak benda dengan penekanan khusus pada Situs Warisan Dunia UNESCO “Sumbu Filosofi Yogyakarta”, yang ditetapkan pada tahun 2023.
Situs Warisan Dunia UNESCO “Sumbu Filosofi Yogyakarta” mencakup Kraton Yogyakarta, landmark, monumen, serta ruang budaya yang mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Tidak hanya menjadi simbol fisik, situs ini juga erat kaitannya dengan berbagai praktik budaya tak benda, seperti ritual tradisional, tarian, musik, senjata, hingga kuliner khas.
Baca juga:
Seminar Interaktif Tentang Literasi Keuangan Untuk Gen Z
POLINA, Consumer Chat AI Pertama di Indonesia Khusus Perawatan Gigi dan Penyediaan Gigi Tiruan Gratis
BYD EV M6 Superior 7 Seater Jadi Hadiah Utama Gebyar Hadiah MyAmbarrukmo
Sekolah Alam Pacitan Terpilih Mewakili Indonesia Untuk Menjadi Sekolah Terbaik Dunia
Sebanyak 37 peserta, 10 diantaranya perempuan, mengikuti serangkaian lokakarya teknis dan sesi bimbingan yang menjadi bagian dari proses kompetisi. Dari jumlah tersebut, 15 konsep video terpilih untuk dikembangkan lebih lanjut.
Lima finalis terbaik kemudian dipilih dan diundang ke Yogyakarta pada 12 September 2024 untuk menerima pendampingan tambahan dari para mentor dan juri profesional di bidang pembuatan film dan dokumentasi video. Para dewan juri kompetisi ini adalah Wahyu Utami, seorang pembuat film yang telah diakui secara internasional, dan Antonius Tonny Trimarsanto, sutradara yang karyanya pernah diputar di Cannes Film Festival.
Lima proyek terbaik yang menjadi finalis adalah:
Wiwitan oleh Kelompok Wahyu Agustina
Dua Pohon oleh Kelompok Umar Al Jufri
Babaran Pusaka oleh Kelompok Risang Panji Kumoro
Mintaraga oleh Kelompok Azwar Affrian Affandhi
Goresan Cerita oleh Kelompok Ragil Wahyu Aji
Kompetisi ini menegaskan bahwa film merupakan alat yang kuat untuk merayakan dan melestarikan tradisi budaya hidup dalam masyarakat. Kolaborasi adalah kunci dalam melestarikan budaya tak benda.
UNESCO, melalui mitra pelaksana Locomotion Art Studio, dengan dukungan International Information and Networking Centre for Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pacific Region under the auspices of UNESCO (ICHCAP), telah sukses menyelenggarakan kompetisi video ichLinks Video Competition. Kompetisi ini berlangsung dari Juni hingga November 2024 dengan berfokus pada pelestarian Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) melalui medium sinematografi di Yogyakarta, Indonesia, dan Dili, Timor-Leste.
Maki Katsuno-Hayashikawa, Director and Representative of UNESCO Regional Office Jakarta, menekankan peran penting para kreator muda dalam meningkatkan kesadaran akan kekayaan budaya Indonesia.
Maki Katsuno-Hayashikawa mengatakan, “Kompetisi video ini menunjukkan peran penting kreator muda dalam meningkatkan kesadaran tentang kekayaan budaya Indonesia. Dengan kreativitas dan dedikasi mereka, serta bimbingan dari para ahli film dan budaya, riwayat tradisi diubah menjadi cerita menarik yang menginspirasi kita semua untuk melestarikan kekayaan ini bagi generasi mendatang.”
“Kami sangat terinspirasi oleh semangat dan kreativitas para peserta dalam ichLinks Video Competition, yang merupakan karya luar biasa dari kekayaan warisan budaya tak benda di Asia Tenggara. ICHCAP bangga mendukung inisiatif ini dengan menyediakan platform untuk cerita dinamis dan merayakan tradisi lokal yang beragam. Selamat kepada para pemenang, dan terima kasih kepada UNESCO Jakarta serta semua mitra atas dukungan mereka yang tak ternilai,” tambah Mr Jisung Kim, ICHCAP Director-General.
Sementara itu Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengatakan, “Kompetisi ini bukan hanya sekedar ajang kreatif, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung upaya pengenalan dan pelestarian Warisan Budaya Tak Benda kepada generasi muda dan masyarakat luas. Melalui medium video, nilai-nilai penting yang terkandung dalam budaya tak benda dapat dikomunikasikan dengan cara yang relevan dan menarik di era digital ini.”
Kompetisi ichLinks Video Competition ditutup dengan acara Screening dan Awarding Ceremony yang diadakan pada 21 November 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Hadir dalam acara ini perwakilan dari UNESCO, ICHCAP, Kepala Dinas Kebudayaan DIY (Kundha Kabudayan), Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis (BPKSF), Kepala Museum Benteng Vredeburg, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X (BPK X). Kehadiran mereka memperkuat komitmen bersama dalam pelestarian warisan budaya.
Setelah melalui seleksi ketat oleh dewan juri, tiga pemenang utama diumumkan, Juara 1: Babaran Pusaka, Juara 2: Goresan Cerita dan Juara 3: Dua Pohon. Para pemenang menerima trofi, sertifikat, dan hadiah sebagai penghargaan atas kontribusi luar biasa mereka dalam melestarikan dan menampilkan budaya tak benda melalui karya sinematik mereka.
Baca juga:
Novel Titian Tak Bertepi Diluncurkan, Terinspirasi Dari Kehidupan Tri Suaka
Kick Off Women Ecosystem Catalyst 2024, Perempuan yang Punya Usaha Boleh Mendaftar
Inilah Skuter Matik Canggih TVS Terbaru Yang Bagasinya Muat 2 Helm Fullface
RG Living, Co Living Premiun Hadir di Yogyakarta
Risang Panji Kumoro, sutradara tim yang memenangkan Juara 1 juga menyampaikan, “Kami sangat senang film kami yang berjudul “Babaran Pusaka” terpilih menjadi pemenang dalam IchLink Video Competition UNESCO Jakarta.”
“Kompetisi seperti ini merupakan wadah yang luar biasa untuk menggali, merayakan, dan melestarikan kekayaan warisan budaya serta mendorong kreativitas, kolaborasi, dan apresiasi terhadap keragaman budaya yang kita miliki. Kami berharap dengan dokumenter yang kami buat, tradisi dan cerita lokal dapat diabadikan dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang,” lanjut Risang Panji Kumoro.
Kompetisi ini dapat terlaksana berkat eratnya dukungan UNESCO, ICHCAP, jajaran pemerintah dan komunitas kreatif Yogyakarta. Kompetisi ini menekankan kekuatan film sebagai alat pelestarian budaya, merayakan tradisi yang membentuk identitas masyarakat di Indonesia dan Timor-Leste. (221124/24)