Sujud ‘Kendang’ Sutrisno, Sang PPRT (Pemungut Pajak Rumah Tangga)

JogjaUpdate.com (13/9/17), Sujud Sutrisno atau lebih sering panggil Sujud Kendang, adalah seorang seniman kendang tunggal yang legendaris di Yogyakarta. Seniman ini telah menelusuri berbagai gang dan perkampungan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya untuk bermain kendang.

Seperti selayaknya seorang pengamen, Sujud memainkan kendangnya dari rumah ke rumah. Namun ia tidak menganggap dirinya sebagai seorang pengamen, melainkan PPRT atau Pemungut Pajak Rumah Tangga. Hal ini karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari penghuni rumah.

Sedangkan bagi pemilik rumah, kedatangan Sujud ini sangat ditunggu-tunggu. Bakat dan kemampuannya bermain kendang menjadi hiburan tersendiri yang mengundang gelak tawa. Anak-anak dari lingkungan tempatnya berkeliling pun dengan setia mengikutinya bermain dari rumah ke rumah.

Pria yang dilahirkan pada tahun 1953 ini sudah mendalami seni karawitan sejak kecil. Dilahirkan dari keluarga seniman, sujud karawitan mempelajari dari sang ayah. Alat musik kendang pun menjadi favoritnya, dan memutuskan untuk mengkhususkan diri bermain alat musik ini.

Awalnya Sujud berkeliling kampung menjadi pengamen untuk membiayai sekolahnya. Walaupun akhirnya ia tidak menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah tingkat SLTP, Sujud tetap bersemangat untuk belajar. Sejak tahun 1964, ia telah mampu mencari uang dengan bernyanyi dan bermain kendang.

Pria ini sangat dihormati oleh pengamen jalanan yang lebih muda, maupun seniman lainnya. Sujud terbilang sangat kondang diantara musisi dan seniman di Yogyakarta. Tidak hanya berkeliling kampung, ia juga telah pentas dari panggung ke panggung. Ia pernah tampil di The First Indonesia International Drum Festival.

Musik

Karakteristik musik Sujud Kendang sendiri cukuplah unik. Musiknya sangat sederhana perpaduan antara olah vokalnya dengan kepiawaiannya dalam bermain kendang. Ciri khas penampilannya adalah memparodikan lagu-lagu pop secara medley yang disambung tanpa terputus, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Jawa.

Beberapa lagu yang sering dibawakannya anatara lain: “Kolam Susu” (Koes Bersaudara), “Bunder-bunder” (Koes Plus), “Pring Gading” (Koes Plus), “Muda-Mudi” (Koes Plus), ” Kuncung” (Didik Kempot), “Mata Indah Bola Ping-pong” (Iwan Fals), “Susana” (Ari “Billboard” Wibowo), “Ani” (Rhoma Irama).

Selain itu ada beberapa lagu-lagu daerah, lagu-lagu barat era tahun 1970-an, dan lagu-lagu anak legendaris seperti “Bobby”, “Hely”, “Semut-Semut Kecil”, “Satu Tambah Satu”, dan “Burung Kakatua”. Lagu-lagu ini dibawakan dengan irama riang gembira dan sesuai tafsir khas ala Sujud Kendang.

Dalam penampilannya membawakan lagu-lagu ini ia sering berimprovisasi.  Improvisasi lirik lagu muncul secara spontan, mengandung parodi, lelucon, sindiran, kritik sosial, dan kadang-kadang diselingi hal-hal yang “vulgar”. Cara inilah yang digunakannya untuk mengekspresikan keluhan rakyat jelata.

Kabar Hoax

Pada 13 September 2017 pagi, sempat beredar kabar tidak benar atau Hoax mengenai Sujud Kendang. Ia diberitakan meninggal dunia, dan beragam tweet pun menyampaikan bela sungkawa. Namun ternyata kabar ini hanya kabar hoax belaka, Sujud Kendang masih sehat dan bisa menjalani aktivitas kesehariannya dengan baik.

Video penampilan Sujud Kendang:

 

Agung Pratnyawan on FlickrAgung Pratnyawan on GoogleAgung Pratnyawan on InstagramAgung Pratnyawan on Twitter
Agung Pratnyawan
Content Writer
Freelance Content Writer and Web Developer

Agung Pratnyawan

Freelance Content Writer and Web Developer

You May Also Like