JogjaUpdate.com ~ Selat, selat apa yang tidak ada di lautan? Jawabannya Selat Solo. Iya, Solo punya selat, namun bukan selat yang di lautan itu.
Apa itu Selat Solo? Ini semacam makanan yang khas dari Solo. Lebih tepatnya adalah hidangan khas Jawa dengan pengaruh Eropa.
Baca Juga: Liburan Ke Jogja? Ini 7 Kuliner Yang Harus Dicoba Selain Gudeg
Sejarah makanan khas Solo ini memang dari masa kolonial Hindia Belanda. Orang-orang Eropa memperkenalkan bahan-bahan dan teknik memasak ala Eropa ke para ningrat.
Awalnya yang dibawa dan diperkenalkan adalah makanan seperti roti, keju dan bistik. Dari situlah mulai terjadi percampuran antara Eropa dan Jawa.
Salah satu percampuran Eropa dan Jawa ini adalah terciptanya Selat Solo di Surakarta. Dari kota ini dipercaya lahirlah masakan itu.
Bistik yang dari Eropa berubah jadi terasa Jawa. Dari masakan ini kita bisa melihat cita rasa Eropa dengan sentuhan Jawa.
Baca Juga: Perbedaan Tahu Kupat, Kupat Tahu, Dan Tahu Guling
Cita rasa Eropa kita dapatkan dari penggunaan Mayones dan Kecap Inggris. Sentuhan Jawa pada rasa yang cenderung manis dari penggunaan kecap manis.
Selat Solo sendiri dari awal hingga kini tidak mengalami banyak perubahan. Dari cita rasa hingga isian apa saja yang ada di masakan ini.
Bagian utamanya adalah daging sapi has luar yang direbus dalam kuah encer berbumbu bawang putih, cuka, kecap manis, kecap Inggris, air dengan pala dan merica.
Disajikan dengan telur rebus dan sayur-sayuran seperti buncis, kentang, tomat, selada, mentimun, kol atau brokoli dan wortel, keripik kentang dan sedikit mayones.
Baca Juga: Kepelan Khas Klaten, Gorengan Unik Murah Meriah
Itulah sedikit pembehasan mengenai Selat Solo, makanan khas Solo perpaduan Eropa dengan Jawa. Jadi pengen nyoba? Nyoba di mana ya enaknya? (121018)