Yogyakarta (11/11/15), Dinas Kebudayaan DIY dengan bekerjasama dengan Pussaka Institute untuk pertama kalinya menggelar acara Napak Tilas Warisan Ekologi dan Ekonomi di Kulon Progo. Agenda ini akan digelar di komplek Bendungan Ancol, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo.
Tema yang diangkat dalam kegiatan yang diselenggarakan pada hari Jum’at, 13 November 2015 nanti adalah “Nandur Banyu Panguripan, Ngabrak Paseduluran” (Menanam Air Penghidupan, Memupuk Persaudaraan). Dimaksudkan bahwa air sebagai sumber kehidupan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya, dan terlebih lagi dapat menumbuhkan rasa persaudaraan bagi sesama. Selain itu pula, daerah ini mempunyai hubungan yang sangat panjang dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (HB IX).
“Kegiatan ini diharapkan mampu memberi pengetahuan publik bahwa perspektif kebudayaan bisa digunakan untuk mencapai kesejahteraan dengan cara meleburkan aktivitas budaya masyarakat dengan aktivitas pelestarian lingkungan dan aset-aset ekologis” Demikian diungkapkan oleh Leonardo Budi Setiawan selaku Direktur Pussaka Institute.
Acara ini akan rencananya akan melibatkan lebih dari seribu warga desa Banjaroyo dalam berbagai kegiatan. Acara akan dibuka dengan Jathilan lalu kemudian dilanjutkan dengan penanaman 9 pohon beringin putih yang dilakukan oleh 9 tokoh terkemuka di Yogyakarta dan Kulon Progo.
Angka sembilan menjadi hal pokok dalam kegiatan ini, terutama untuk menandai betapa pentingnya peran HBIX di daerah tersebut. Selanjutnya 9 tokoh terkemuka ini bersama-sama dengan warga akan melepaskan ribuan benih ikan ke Bendungan Ancol.
Pada akhirnya masyarakat tidak hanya sebagai objek atau sebagai penonton ketika orang-orang bicara tentang kebudayaan, namun sebagai pelaku kebudayaan itu sendiri.