JogjaUpdate.com ~ Setelah kemarin kami membuat daftar 8 meseum, ternyata masih banyak museum lainnya yang tidak banyak diketahui. Sebagai kota yang bersejarah, tidak heran kalau Jogja memiliki banyak museum. Dan berikut ini ada beberapa museum di Jogja yang belum banyak orang tahu:
1. Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama
Berlokasi tengah kota, namun jarang ada yang mengetahui kalau ini adalah Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama. Berlokasikan di Jalan Jenderal Sudirman No. 75, adalah museum khusus yang memiliki koleksi tentang peran serta TNI AD dalam perjuangan Indonesia. Mungkin kamu pernah melintas di depan museum ini tapi tidak mengenalinya.
Museum ini menggunakan bangunan yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900. Pada tahun 1980, fungsi gedung diubah menjadi museum Dharma Wiratama hingga sekarang. Dalam museum ini menyimpan beragam alat-alat perang besar dan kecil pada zaman dulu, selain itu juga tersimpan foto-foto pejabat angkatan darat RI.
Di halaman depan terdapat dua Tank Stuart buatan Amerika dengan kaliber 37mm. Di sebelah barat terdapat Meriam Bofors (Meriam Gunung) buatan Swedia tahun 1901 dengan kaliber 7,5 cm. Museum ini buka dari hari Senin sampai Jumat, dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB. Ouw iya, tiket masuk ke museum ini gratis.
Jangan lupa yah kalau berkunjung Kota Jogjakarta mampir ke Museum Pusat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Dharma Wiratama yg diresmikan sejak 30 Agustus 1982.
"Koleksi yang dimiliki secara keseluruhan itu 4302 unit yang terdiri dari 2 jenis. pic.twitter.com/TqlTsd01WG
— Martha Lim (@ata_cut3) January 29, 2021
2. Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Walau di tengah kota, namun Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman ini agak mblusuk tempatnya. Berlokasikan di Jl. Bintaran Wetan 3, Kota Yogyakarta, museum ini menggunakan bangunan bergaya kolonial. Dulunya merupakan rumah dinas Mr. Wijnchenk, seorang pejabat keuangan Pura Paku Alaman pada jaman kolonial.
Setelah Indonesia merdeka, rumah ini digunakan sebagai Karkas Kompu ‘Tukul’ Batalion Letkol Soeharto. Dan sejak 18 Desember 1945 sampai 19 Desember 1948 rumah ini menjadi kediaman resmi Jenderal Sudirman, setelah beliau dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Pada masa Agresi Militer Belanda II, digunakan sebagai Markas Informatie voor Geheimen Brigade T tentara Belanda.
Untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan, pengabdian dan jasa Jenderal Sudirman kepada bangsa dan negara yang telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, maka kediaman tersebut diabadikan sebagai Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. Museum ini buka dari hari Senin sampai Jumat, dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
3. Museum Pergerakan Wanita Indonesia
Ada yang tahu museum ini? Mueseum Pergerakan Wanita Indonesia ini berlokasi di Jl. Laksda Adisucipto No. 88, Yogyakarta. Berada di satu kompleks dengan Gedung Mandala Bhakti Wanitatama yang sering buat resepsi nikahan itu. Museum ini didirikan untuk mengenang dan menyimpan jejak-jejak peranan penting wanita Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ada yang tahu Kongres Kongres Perempuan Indonesia pertama yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 22 hingga 25 Desember 1928? Kongres ini diikuti oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera dan bertujuan memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan pernikahan. Karena kongres ini, kita memperingati hari Ibu pada 22 Desember.
Berbagai macam benda koleksi berupa realia, ilustrasi foto peranan wanita pada masa itu, dan diorama merupakan bukti otentik perjuangan wanita Indonesia. Ada juga mesin ketik Remington Portable Model 5 yang digunakan Ibu Sri Mangunsarkoro, Ketua Panitia Peringatan Seperempat Abad Konggers Perempuan Indonesia.
4. Museum Rumah Sakit Mata Dr. Yap
Kalau Rumah Sakit Mata Dr. Yap banyak yang tahu, namun tahukah kamu kalau didalam ada museumnya? Museum Rumah Sakit Mata Dr. Yap ini berlokasikan di Jl. Cik Di Tiro No. 5, Yogyakarta. Berada di dalam kompleks rumah sakit Dr. Yap, museum ini hanya menempati area seluas 246 meter persegi.
Dalam musem ini memamerkan barang-barang pribadi dari almarhum Dr. Yap Hong Tjoen dan DR. Yap Kie Tiong sudah beberapa tahun tersimpan di dalam gudang. Diantaranya seperti alat- alat kedokteran Ophthalmology, dan buku-buku Bahasa, Sastra, Seni, Sejarah, Ophthalmology dan lain-lain. Museum ini buka hari Senin sampai Sabtu pada Pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dan masuknya gratis.
5. Museum Geoteknologi Mineral
Selain mahasiswa UPN atau mahasiswa geologi dan pertamtambangan, mungkin jarang ada yang tahu muesum ini. Museum Geoteknologi Mineral ini berlokasikan di Kampus II UPN VETERAN Jalan Babarsari No. 2, Yogyakarta. Didirikan untuk memberikan informasi menarik mengenai dunia geoteknologi.
Museum Geoteknologi Mineral ini mempunyai koleksi berbagai ektit, Mineral, Batuan, Foto Sayatan Batuan, Batu Mulia, Bahan Galian, Monolit Tanah, Peta, Panel, Maket, Fosil, Patung, Lukisan, Artefak, CD Film, dan Foto. Koleksi yang dimiliki berjumlah sekitar 1.252 buah. Yang awalnya hanya buah tangan dari dosen dan asisten yang habis pulang dari lapangan.
Koleksi tertua yang dimiliki museum ini adalah replika fosil trilobit tetracoral crinoid berumur 570-230 juta tahun yang lalu. Ada pula koleksi unggulannya adalah fosil kepala Gjah Purba atau Mastodon SP yang diperkirakan hidup pada masa Pleistosen atau lebih dari 3 juta tahun yang lalu.
Museum Geoteknologi Mineral (GTM) didirikan atas prakarsa Prof. Drs. H.R. Bambang Soeroto, pendiri & rektor pertama #upnvy. Koleksi di museum ini ada berbagai fosil, mineral, batuan, dan yg berhub dgn ilmu kebumian maupun rekayasa tek ilmu kebumian.
Sudah pernah berkunjung? pic.twitter.com/03NiIsLFmF
— UPN Veteran Yogyakarta (@UPNVY_Official) November 18, 2020
(090217)